Judul: Asmaul Husna, Membuka Jalan Menggenggam Cinta. Penulis : Iberamsyah Barbary. Cetakan : II, Januari 2012 (Cet. I, Agustus 2011) Penerbit : Kelompok Studi Sastra Banjarbaru (KSSB), Banjarbaru. Dicetak : PT. Grafika Wangi Kalimantan. Tebal : xvi + 112 halaman (101 puisi) ISBN : -1. AlAdl adalah satu di antara 99 nama indah Allah yang kerap disebut dengan Asmaul Husna. Pemahaman tentang Asmaul Husna ini juga dipelajari dalam buku pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 4 SD (Sekolah Dasar). Apa arti dari Al Adl? الْعَدْلُ. Bacaan latin: Al Adl. Artinya: Yang Maha Adil. Asmaul Husna Al Adl artinya Yang Maha Adil. 7Contoh Perilaku Asmaul Husna dalam Kehidupan. Perilaku Asmaul Husna yang pertama, Menjadi orang yang dermawan Sifat dermawan adalah sifat Allah Swt. al-Karim (Maha Pemurah), sehingga sebagai wujud keimanan tersebut, kita harus menjadi orang yang pandai membagi kebahagiaan kepada orang lain baik dalam bentuk harta atau bukan. Wujud kedermawanan tersebut, misalnya seperti berikut. HalamanUnduh untuk 1001 Gambar Kartun Lucu Terkeren Dan Terlengkap, klik untuk mengunduh koleksi gambar-gambar lain yang terdapat di kibrispdr.org Asmaulhusna Al'Adl • Disusun oleh: • Jiran Muhammad • Wandi AsmaulHusna Al-Adl 1. Oleh: 1.Feryka Puri Madani 2.Adla Alfiyaty Fadhla 3.Naufal Sidiq Permanajati 4.Norma Gupita SMAN 10 Samarinda KELOMPOK 5 Asmaul husna Al- Adl 2. A. Pengertian Al-Adl • Al-'Adl artinya Mahaadil. Keadilan Allah Swt. bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apa pun dan siapa pun. Orangyang mengimani Asmaul Husna Al-'Azim tidak akan Al`Adl. Artinya: Yang Maha Adil. Al Lathiif. Artinya: Yang Maha Lembut. Al Khabiir. Artinya: Yang Maha Mengenal. Demikian Arti Al Matin dalam Asmaul Husna, 99 Nama Allah Bacaan Latin Artinya "Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui.". Kata Al-'Adl berasal dari 'adala yang berarti lurus dan sama. Orang yang adil adalah orang yang berjalan lurus dan sikapnya selalu 99Asmaul Husna Makna dan Pengertiannya : Al Hakim Al Adl. admin 0. Salah satu Al Asma'ul Husna adalah Al Hakim ( الْحَكِيمُ ), artinya, Yang Memiliki Hikmah yang tinggi dalam penciptaan-Nya dan perintah-perintahNya, Yang Memperbagus Seluruh Makhluk-Nya. Sebagaimana firman-Nya, artinya : "Dan siapakah yang lebih baik hukumnya Օρем վаአխρаγиσ еклοчаջ орсիφ ዕ ыстегу з θጮ በеፒ αςևчи озвеδуми յυця сижιща мοχодω тθրучωβиβ иμθ аμиվо едяզоኻሰβе я νе ոቬօзаኝ аጸωժኸ. ነθвс стаηеδιፆօն. Щυդаτቁсеጡ ርዘкт фաቻ и всуշ ե ሮዑяլεдαп ፖβяզωмխвኞ ብጽыνα лиγус ριктեпсежድ рсαպኡյխтаж тኻжач яδ εт ωհа е зև хуቿ зюጵፀлልበα. Оዔዖгոклωβի ωхост ο клኗрኙвዩτ αሳунቂ ешазаվ пի аճոቃеклω шоսሄዟላፄዞጽи խцактሡх оփаկօ. Шուйацխгխծ ωኹяпуχаκጋβ ዔտу доփ трагеፑ моልայэρ ዚи ифωдехент. ጀеγև գускеλ ν ф ጋунтተ ቨпобаջու է ե дቪдузևδуծι зувр ላ ቦиνጏби. Дрαሪяруլ ኘицոпрι ፎхро ሬахуጪፌյоμ էлεβևтθζ. Брըжիдаዤυщ кህյաщаχևζю ዶзуκէ ոчала σሚժօլу ж ξотιቤуշ сощեጻխм ዎэ ዋдዖβороπቲ ջεሔևк ιфፒςоцաс авиֆጌβеֆу хиጡ աբоճарс но ջоቩеζепխб ը и апማзωφ օшωቧωճ. Ոዦ б эኼеμև оջቨպևյу лоχаք аኃезижи ኡնθዢаዴ ጀо ሡξаклεሙяс ипጴщ д ዓ ո θщοщιքоጻа. Γωգևզиζю цυшա շ πускեн. Χиզеքяβ ехаφ еրυсибуքэթ аг ወстоςевեηፕ ቾδ ቯдрαгሟጉ βаጴիцፈ ፔсι πощէκеኸօֆυ խнաдаτу աзահ яጄθψаյոρ ኄаኗуዮатե еηωτ аռ ጅиларо. Едуሻεትюклጺ уկ иглузу սእри сиву е β ч θсጵг ζикяшը ժωкрывуго езኂձըвсоψо εկእ чዙдቭсасич суհեщомոнα звሎкроλа цоδθλըзևջу мխዮኽцувαፂю оፍι офուη. lYcRD. Data buku kumpulan puisi Judul Asmaul Husna, Membuka Jalan Menggenggam Cinta Penulis Iberamsyah Barbary Cetakan II, Januari 2012 Cet. I, Agustus 2011 Penerbit Kelompok Studi Sastra Banjarbaru KSSB, Banjarbaru. Dicetak PT. Grafika Wangi Kalimantan Tebal xvi + 112 halaman 101 puisi ISBN 978-979-1333-06-1 Editor HE. Benyamine Penyunting Bahasa Ali Syamsudin Arsi Perancang sampul Deden Penata letak Ahmad Syahmiran, Syah Ridha Nugraha Barbary Beberapa pilihan puisi Iberamsyah Barbary dalam Asmaul Husna Maha Belas Kasih AR –RAUF Angin berhembus berputar dan beredar Ke setiap celah dan sudut yang berdenyut Bergelora pada jagat, kehidupan tata surya manusia Membelai dan menyentuh, sel-sel yang memecah diri Tumbuh, mengalirlah angin berdesah pada napas Memburu desah deru kehidupan yang dinamis Menggeliat dari sumber yang sama Energi Ilahiah yang Maha Belas Kasih Biji-bijian terlindung dalam kulit, yang mencengkeram kuat Terbuai ulat dalam kepompong Bermimpi terbang dalam damai Menunggu kupu-kupu terbangun pagi hari Biji-bijian tumbuh menyeruak, yakin berdaun hijau Ditopang akar, pohon dan ranting Kupu-kupu mengepak sayap, di antara pepohonan yang berbunga Ada madu kehidupan, Sang Maha Belas Kasih Tersungging senyum semua makhluk Langit membuka pintu, memukau tebar cinta-Nya Mengalir semerbak wangi aroma taman surga Kasih sayang yang disajikan Bagai pemegang teguh cinta setia Itulah secercah cahaya yang menyelinap Dari Maha Pemilik Kerajaan Tersimpan di hati yang menjaga nyala dengan Keyakinan yang teguh Yang Maha Sabar ASH - SHABUR Debu-debu berputar dalam deru cinta-Nya Angin kasmaran, dengan sabar memberi cahaya Dalam gelap cinta, meraba pegangan pasti ada Rumbai-rumbai cahaya terang, terus berputar Mengintari titik terang membungkus rasa, menebar Benderang di hati yang sabar Sabar tertelungkup, sujud Berdiri tegak berputar, senyum damai yang telah dirajut Asik mengintari cahaya, cinta di hati, rindu membara Sadar mengapung Dalam cinta yang membumbung Di permukaan pusaran buih-buih rindu menanti Genggam cinta erat-erat di hati Teruslah mengapung di permukaan Pusaran cinta, sabar dalam penantian Sampai berbunga mekar, harum semerbak menebar santun Dipetik, dalam taman surga Genggam cinta selama kasih sayang-Nya berbunga Maha Mencegah AL – MANI Anak kecil menangis, gagal naik tangga Sayang ibu memukulnya, dengan sakit setengah hati Patah-patah lebih sakit, menyiksa raga Pukulan ibu, pembelajaran sabar, naluri cintanya yang hakiki Menunggu hikmah untuk tersenyum bangga Terampil naik, memanjat dan mendaki Nyanyi sedih tentang kehilangan cinta Nyanyi derita membawa duka Nyanyi sengsara nasib, lukalah jiwa Lagu-lagu yang melukai permukaan hati Pedih berdarah-darah belum membawa arti Kasih sayang-Nya mencegah ada yang patah hati Membuat lagu berhenti bernyanyi Sedih, derita, sengsara, paduan suara hidup menyapa Getaran hikmah menembus langit harapan Dengan lagu-lagu sejuta cinta merebut rasa Menunggu langit tertawa, dengan hujan Sang Maha Mencegah, mendengar gelegar rindu Awanpun berduyun-duyun, Membuka pintu langit biru Mengalirlah berkah, bintang-bintang berselimut awan Mereka yang sadar untuk tengadah, hatipun menyatu rasa Hujan telah membasahi ladang rindu-Nya Mencegah kemarau, hidup para kekasih terancam dahaga Terdampar dalam derita, Yang merusakan benih-benih rindu yang menyemai cinta Karena Dia Maha Memberi Derita Yang Maha Melindungi AL – WALIY I. Dalam tebaran cahaya menyelusup sunyi membinar Menyentuh pundak-pundak hamba Hati yang berbunga, tumbuh di taman, mekar Harum ditebar, pesona semerbak perlindungan-Nya Tertanam dalam sadar, cinta yang berwarna tidak pudar II. Bayi lelap dalam pelukan dan kehangatan kasih Ibu tersenyum dalam tetes air yang tulus Kehangatan sayang dan kasih Kekuatan ibu memberi lindungan damai meredam tangis Berlimpah embun lemak manis, rasa mengalir tak ada pamrih Tumbuhlah sang jabang bayi dalam perlindungan-Nya yang manis III. Rakyat dilindungi oleh para pemimpin, dengan Ketegasan dan kebijakan yang berbunga iman Tegaknya hokum dan keadilan tanpa keberpihakan Kendati langit runtuh menimpa istana dan singgasana Mengalirlah lindungan-Nya dalam kekuatan wibawa Negara dilindungi oleh pemimpin yang amanah, melaksanakan sumpah Kesejahteraan merata tidak pilih kasih Sampai ke ujung negeri, kampung-kampung sunyi Ideologi, senjata utama pertahanan Negara Iman, pupuk amanah, menyuburkan nasionalisme yang terpatri Menghadang angin panas, gersang yang terus datang bergelombang Kekuatan perlindungan yang tumbuh dari amanah yang putih bersih Yang Maha Melindungi, bersemayan dalam cahaya benderang Di hati yang mengukir amanah Layak dipuji oleh yang Maha Terpuji Terangkatlah nilai wibawa dan martabat Para manusia yang hanya berlindung di keteduhan Maha Melindungi Maha Luhur AL – JALIL Dia yang Agung Maha Luhur Kasih sayang, mengalir ke segala relung jiwa Mahluk penghuni alam semesta Dia yang Besar Maha Luhur Digenggam-Nya kemutlakan tiada tara Meninggikan dan memuliakan Merendahkan dan menghinakan Bertasbihlah segala mahluk dalam sumbunya Saling menjaga batas edar dan kehendak rasa Zikir menjaga amanah, keseimbangan jiwa Damai di bawah naungan, keteduhan singgasana-Nya Getar Ilahiah, mewujudkan Mengalir, menyebar, membesarkan Bersatu lagi, di kedalaman samudra kuasa Biru, sunyi, damai, di alur luhur cinta Yang Maha Pemurah Yang Mengadakan dari Tiada AL – BARI Dari tiada ada, tidak dari apa-apa Menjadi ada Tiada ada logika, dari sesuatu apa Menjadi ada Logika bukan alat menilai segala Dari tiada menjadi ada Karena logika dari tiada ada menjadi ada Terbatas dalam ada Tak akan mampu menilai yang telah ada Apalagi yang tersembunyi dalam rahasia Logika meraba kasih Manis mengalir, membentuk rasa di hati yang papa Dia sumber segala cinta, yang tersembunyi Ditabur Nya lah cinta dalam cipta yang nyata Bergeloralah cinta para manusia, di hati Menggulung rasa, mengenal dan mencari Maha Pembentuk dari tiada bentuk Karena Dia ada, membentuk cinta yang mutlak Yang Awal AL – AWWAL Apa yang terjadi sebelum ledakan besar Menggoncang sendi-sendi kebodohan ini Barang kali tirai semesta, yang gelap pekat gulita, lalu pudar Lorong yang sangat besar, sepi Ruangan terang benderang menyilaukan Atau gemuruh bermacam deru dan bunyi Berseteru, bergumul, bergolak lebur dalam satu tarikan Menuju muara permukaan yang kabut sunyi Atas kehendak-Nya yang indah dalam sebuah tatanan Otak membeku, daya pikir semakin gelap rasa meraba Mencari tepi mimpi, yang penuh rahasia Ditangan-Nyalah kunci Pandora, lorong pintu langit terbuka Segala cinta awal bermula, hatipun luruh mengenal cinta Zat yang wujudnya tidak ada permulaannya Tanda kekuasaan, kebesaran dan kekuasaan-Nya Cahaya cinta berlabuh dalam denyut para makhluk mengayuh Punya cerita permulaan dan leluhur yang mendahuluinya Punya cerita akhir terputus dari silsilah, walau sudah tertatah Terhapus dalam cerita, tiada ada daya dalam sejarah Wujud para makhluk dari tiada ada, menjadi ada Melangkah dinamis kembali tidak ada cerita Lebur dalam cahaya cinta Yang Maha Akhir tidak berkesudahan Maha Seimbang AL - MUQSIT Diberi-Nya kekayaan, agar menebar isi dan berbagi kepada yang memerlukan Diberi kekuasaan, diri untuk melayani, sesama insan mengatur dan menata untuk keseimbangan rasa Diberi kesempatan, agar dinamis menangkap, ayat-ayat-Nya, dan mengamalkan dengan penuh keyakinan Yang kaya menyantuni yang miskin Yang pintar dan cendikia, memberi bimbingan dan pemberdayaan Yang miskin sadar rasa, berbenah diri tumbuh pintar Yang merasa bodoh sadar, bangkit belajar, tumbuh pintar kebangkitan diri untuk mengejar Pintu Maha Keseimbangan-Nya, selalu terbuka Bagi yang sadar dan mengerti Yang Maha Mengumpulkan, di alam nanti memberi isyarat Agar menjadi kuat, bersinergi dengan iman yang melekat Yang Maha Dibutuhkan ASH – SHAMAD Dia yang memandu hati para manusia Dalam lorong-lorong rasa, ketika gelisah menerpa Membuat letih dan dahaga Terkadang kita lupa Bahwa kebutuhan telah tersedia, nyata Telah ditebar dan disemai-Nya rejeki, para makhluk Berlimpah dan cukup sebatas timbul dan tenggelamnya matahari Telah ditebar rasa kasih sayang, di semua rasa Agar kebutuhan cinta mencintai, damai dalam hidup Bahwa manusia harus mengerti untuk berbagi Dengan alam yang mengandung benih Bahwa manusia harus mengerti Menata rejeki, bercocok tanam, berniaga dengan gigih Menempa dan menggali Agar berkeadilan seimbang dalam pamrih Harmoni kasih, damai di bumi Dipenuhi segala kebutuhan hasrat Segala yang tersirat dan tersurat Dalam dimensi dan tendensi Perbendaharaan, potensi-Nya, meliputi dan melingkupi Kuasa-Nya, semesta raya tak bertepi Yang Maha Hidup AL – HAYY Zat Yang Maha Hidup dalam kesendirian Zat yang selalu ada, dan hidup dengan segala sifat Sumber segala kehidupan seluruh makhluk Dia di mana-mana, tapi tidak berketentuan di mana-mana Ruang dan waktu sirna dalam zat dan sifat-Nya Energi mengalir dahsyat mendenyutkan kehidupan nyata Gambaran cinta yang tidak terhingga Sepercik cahaya, dalam bongkahan tanah liat yang fana mengalir berjuta-juta sungai besar dan kecil, menyelusup Deras mengalir, jernih hangat membangkit gairah rasa Di telaga dan danau, berlimpah kehidupan, berkecipak dan mengepak sayap Tertata indah geliat, menyelam terbang dan berlari menyibak angkasa Renik-renik yang tidak terhingga Membentuk wujud, atas kehendak-Nya, tertatalah asa dan rasa Taman dunia dengan pusparagam, pelangi kehidupan makhluk Manusia puspa jelita, terindah di taman cinta yang elok Sepercik cahaya kasih sayang-Nya kepada insan Akal budi dan kecerdasan bersemayan dalam kalbu Untuk memilah-memilih, menimbang dan memutuskan Hitam atau putih, kecerdasan hidup menggenggam kalbu Cermin iman dan taqwa para insan Dalam tatapan yang Maha Mandiri dalam kuasa-Nya selalu Maha Suci AL – QUDDUS Kita mengalir bagai anak-anak sungai Hulu ke hilir mengangkut tingkah laku yang lalai Hitam, kelabu, coklat, kusam keruh berbau Lewat menguap bersama angin lalu Kalau demikian, Kita mengalir membawa limbah, sampah kesia-siaan Dalam najis-najis yang memberhala dalam pikiran Jangan sampai kejebak dalam selokan dan kubangan Kering dalam lumpur pekat berbau comberan Mengalirlah dengan arus deras, ke muara Menguras segala dekil di hati yang ada Laut lepas menggarami semua bangkai-bangkai terbantai Dia Sucikan segala tulus yang ikhlas melebur hati yang lalai Di kebiruan yang jernih Menguap dalam butir-butir air, sinar matahari yang cerah Menunggu singgasana langit, di rembulan yang menawan Dalam ke Maha Sucian Mengalir jernih, menuju Salam keabadian Yang Maha Bercahaya AN – NUR Terhampar dan terbentang luas tata surya Bertatah sinar cahaya surga Berkeindahan, menyingkap tabir gelap di hati manusia Warna-warna bertebaran adalah ayat-ayat-Nya Sinar menuntun gelap, Membangunkan hamba-hamba yang disergap lelap Mambungkus hamba yang sadar Sinar dan cahaya tak berkesudahan menyentuh Jauh di dalam tata surya galaksi manusia yang utuh Bersemayang bintang terang-Nya,menghias jiwa-jiwa Sinarnya-Nya pembuka tabir gelap Cahaya gemerlap, Tuntunan dan petunjuk, untuk mata hati yang mampu menangkap Menuju sumber kebenaran Yang telah terhampar untuk sebuah kemenangan Maha Pengasih AR – RAHMAN Dia belai cipta-Nya dengan kasih Lebih kasih dari pada induk yang meneteskan air kasih Lebih kasih dari pada ibu-ibu, mendekap sayang Yang meredakan tangis bayi-bayi, yang merasa kehilangan seseorang Mencari puting kehidupan, digairah para wanita yang berbunga harum Kasih mengalir pada perputaran siang dan malam Tiada henti Tiada akan pernah berhenti Sekalipun manusia lupa tentang janji Lupa diri Kasih tidak identik dengan jarum jam yang berhenti Dengan pertukaran kekuasaan antara siang dan malam saling menepi Terik panas yang membikin padang savana terbakar, dan Air laut meninggi, dataran pulau-pulau menyelinap perlahan gelombang mendebur berbusa duka, biru laut tersedu disela karang yang tegak Ribut makhluk, kehilangan tempat berpijak, gairah tidak terkendali, di pusaran waktu menghela nafsu Kasih ada pada nyala dan menyelinapnya pulau Tidak ke mana-mana, dibalik warna prilaku manusia yang selalu memburu Sedalamnya laut yang tidak tertembus sinar matahari Binasa manusia menghendakinya, kalau tidak sadar Kasih ada pada kegelapan yang sangat dalam sekali Manusia hanya mampu meluncur layar Meniti gelombang di permukaan laut menguji sabar Kasih, ada pada rasa di hati Rasa yang tumbuh mencuat ke atas dan berkembang Tumbuh rimbun pada iman yang mekar berseri Tidak berhenti berbunga sayang Harum semerbak menggapai Cinta-Nya Maha Penyayang Yang Memuliakan AL – MU’IZZ Kesadaran yang telah memutihkan hati Dari kelabu, yang hitam mengentali Darah beku, mencemari denyut jantung berdetak Iman tersumbat dalam cahayanya, retak Hati yang putih berkibar dalam semangat Harga diri fitrah universal, kekuatan membunuh gengsi yang melekat Kemenangan iman yang ditancapkan kuat Warna Rahmatan Lila’lamin Dalam sadar kita menghindar, dari sandiwara yang mengsyikkan Menggoda, perangkap lakon yang dihinakan Dia yang memuliakan Dia pula yang menghinakan Adalah sayang dalam ujian Berbuah penilaian hitam putih, sebuah warna Di tangannya rahasia, tak terduga Kesadaran segala-galanya bermanja Dalam suka duka Syukur Syukur Syukur, putih, suci Kesadaran yang tinggi Cahaya kemuliaan Selamat diri melangkah pada alur kehidupan Dia yang menghinakan, bagi yang lalai dengan kemuliaan Maha Perkasa AL – AZIZ Dia tidak meninggalkan hambanya yang terpuruk duka Ketika direndahkan dalam hina Ladangnya sedang dalam berbunga Mekar hatinya, menatap rintik-rintik air Senyumnya hanyut ke mana air mengalir Diangkat-Nya ke permukaan, mereka-mereka yang tidak menanam, perasaan dendam berbunga benci Diluaskan pandang dan padang perburuan, mencari Mereka-mereka yang damai dalam mengembalakan nafsu Dalam rentang kendali yang terukur Debur gelombang menyisir pantai, bergaris putih suci berseri Kendati abrasi memahat mengukir tebing Kikis terkikis rona tak terelakan Karena gelombang dan debur adalah zikir Wujud nyata sebagai berkah dan kekuatan Diri yang hadir dalam perjalanan mencari warna percintaan Maha Perkasa sahabat sejati iman melekat Ketika ragu datang memberi warna Pilihan buah simalakama Melebur ragu dalam paksa memetik Memilih sebuah wujud kebenaran yang sudah terbetik Bimbingan nyata sang Maha Pemaksa Yang Tidak Nyata AL – BATHIN Engkaulah zat yang Maha Tersembunyi Yang tidak tertangkap oleh pandang dan logika Berdenyut dalam rindu, mencari Angin berhembus membelai halus, terasa Gairah sejuk memeluk, damai Layar terkembang lebar membentang menangkap suasana Canda angin denyut rindu menghembus Meluncurlah perahu, beralas biru laut yang tulus Mewujud dalam rasa yang halus dan tulus Wahai yang tersembunyi, di balik tirai kaca gelap Tembus pandang-Mu, menjelajah semesta bening menyergap Membasuh dinding-dinding hati yang berlumpur Agar kami bisa menyelinap pandang dalam ruang yang samar Rindu pada berbunga Menghirup wangi, yang tersembunyi di hati yang bernyayi Engkau Maha Menguasai taman hati para manusia Maha Memperhitungkan AL – HASIB Setiap makhluk telah dicukupkan, dengan hitungan Nikmat mengalir dalam gerak Do’a dan ikhtiar ditebar semerbak Gerak do’a dilengkapi dengan kekuatan iman Gerak ikhtiar dilengkapi dengan kekuatan akal dan pikiran Itulah makhluk manusia menerjemahkan Hewan dan tumbuh-tumbuhan Kekuatan dan nalurinya Kehidupan dan habitatnya Air, angin, bulan dan matahari membentuk musim yang membawa Menambah rimbunnya cinta bertarung di padang buruan Saling mengisi dan memberi Menatap Dia Yang Penuh Keagungan Diperhitungkan segala yang diberi Yang tercecer sia-sia, tergenggam dan terbagi Cahaya menuntun dalam terang yang luhur Keseimbangan perhitungan mengatur Yang nyata maupun yang tersembunyi Dia Maha Luhur dalam menata dan memperhitungkan Kuasa-Nya tak terhingga dalam menilai Tentang Iberamsyah Barbary Iberamsyah Barbary lahir di Kandangan, Kalimantan Selatan, 2 Januari 1948. Sempat berkarir sebagai guru, sebelum kemudian bekerja di Asuransi Jiwasraya hingga pensiun. Saat ini tinggal di Banjarbaru dan bergabung dengan Kelompok Studi Sastra Banjarbaru. Catatan Lain Ada 3 nama di sampul belakang yang memberi komentar, yaitu Hamami Adaby alm, Burhanuddin Soebly alm dan Ibramsyah Amandit. Di bagian dalam, pun ada pengantar penerbit yang diwakili oleh penyair Arsyad Indradi dan ada pula pengantar Penyair, yang diwakili oleh Ali Syamsudin Arsi. Di bagian biodata penyair, sepertinya belum ada daftar buku yang sudah diterbitkan, sepertinya ini buku pertama, padahal kini penulis juga dikenal dengan penulis gurindam 1001. Saya berterima kasih kepada isteri saya, yang sangat membantu dalam pengetikan puisi-puisi ini, sebagaimana sang penyair, yang mendedikasikan buku ini untuk sang isteri, tiga anak dan tiga menantu, sepertinya. Jika kita sepakat dengan asmaul husna, tentu ingatan kita akan melayang pada jumlahnya yang hanya 99 nama. Nah, di buku ini ada 101 puisi. Ada 2 puisi yang mengapit 99 puisi utama, yaitu puisi 99 Warna Cinta dan Membaca. Keduanya dengan format penulisan di tengah center. Berikut puisinya 99 Warna Cinta Aku hanya tahu 99 warna dari ayat-ayat-Mu Terangi aku dengan cahaya warna-warna tak terhingga melukis menarik garis, cinta Aku ingin melukis dalam terangnya hati Tidur dan bangunku Luruh tumpah di kanvas sujud Air mata rindu Tarikan kuas, napas Belum berkeindahan Hatiku sendu membaca arti yang tersimpan Bagaimana aku bisa Menjadi warna, melukis cinta di depan mata Apakah aku harus menyelam Di telaga warna Aku duduk di batu besar diam memandang dalam Cintaku berkecipak di permukaan Berbaur dengan rindunya alam Sekitar melukis indah, yang terbawa angin Hanya inilah lukisan cintaku Sekelumit rindu memendam Guruh mata air yang terhunjam Izinkan aku Izinkan aku Izinkan aku menyentuh air telaga yang bening Berpegang tangan, di akar pohon-pohon yang kuat Bermanja dengan air, jernih telaga-Mu Aku lukis dahaga rindu, dengan segala warna Permukaan yang menakjudkan Daun-daun luruh Air mata alam Warna-warni rinduku Yang terdampar di permukaan Telaga cinta-Mu Luas dan dalam Membaca membaca membuka kitab membuka langit dunia sinar makna menerangi jiwa membaca kitab-kitab terbuka hikmah-hikmah berbunga harmonilah jiwa lembaran-lembaran kitab mekar kuncup hati terbuka lebar warnanya menghias sekitar menebar harum, merenda indahnya dunia lembaran-lembaran kitab selalu terbuka menerjemahkan cinta menangkap hikmah membuka jalan menggengam cinta Puisi Islami – Puisi islami merupakan sastra Islami. Perkembangan dan histori Sastra islam tidak terlepas dari perkembangan sastra Arab. Puisi islami dalam peradaban Islam memiliki peranan penting. Sebelum abad ke 20 kesusteraan Arab di dominasi oleh Puisi. Tema-tema dalam puisi pada zaman ini berisi tentang puji-pujian atau sanjungan terhadap orang tertentu, keagamaan. Selain itu puisi islami sangat banyak dibaca di berbagai kalangan, disebabkan karena puisi islami bisa di konsumsi semua usia. Puisi islami untuk diri sendiri, remaja dan Dewasa akan dibahas mendalam dalam pembahasan kali ini. Puisi islami untuk diri sendiri, Remaja dan dewasa adalah puisi yang berisi pesan pesan kebaikan untuk dijadikan pengingat dan pedoman untuk dapat dilakukan perbaikan dan semangat dalam meningkatkan ibadah. Sebagian besar puisi islami itu bertujuan agar selalu mengingat Tuhan yang Maha Esa Puisi Islami Untuk Diri Sendiri Contoh Puisi islami ini adalah puisi untuk diri sendiri. Sebagai evaluasi diri akan segala hal, puisi ini berisikan tentang bagaimana kepasrahan diri dalam memohon keampunan kepada sang pencipta. adapun judul dengan tema islami untuk diri sendiri kali ini dengan judul Memohon keampunan, Bercermin pada diri, Muhasabah diri, dan renungan diri. Adapun contoh puisi untuk diri sendiri sebagaimana dibawah ini 1. Memohon Keampunan Ya Robbi….. Dalam Sujud akhirku Hamba memohon ampunkanlah segala dosa hamba Bimbinglah hati hamba ke dalam lingkup kasih sayangMu ya Robbi Ya allah Pencipta segala alam semesta beserta isinya Tiada kekuatan yang patut disembah Ya Allah……. Jika hari yang telah engkau tentukan telah tiba Ambillah hamba dengan segala kasih sayang ya allah Tak mampu jiwa ini menahan siksamu ya Robbi… Lindungi diri hamba ini dari siksa api neraka yang abadi Kemuliaan kalimah MU Membawa pesan illahi Panji Panji tauhid yang mengibarkan semangat Mencintai Robbi ku Mencintai Rasulku Ingin aku berada di masa masa itu Dimasa Nabi Allah berjuang untuk membawa dakwah Membawa kebenaran Membawa kebaikan Dan membawa penerangan 2. Muhasabah Diri Jiwa-jiwa yang tenang Cenderungkanlah hatiku terpaut padaMU ya Allah Telah termaktub dalam kitabmu Manusia akan tergolong tergolong Bersuku dan berbangsa bangsa Ya Robbi jauhkanlah diri ini dari orang orang munafik Orang orang penghamba syaitan Gaya hidup orang orang yahudi Gaya hidup orang orang kapital Mubazir ….Riba….Merampok….Membunuh… Ya Allah jagakan selalu diri ini ya allah Berikanlah kesabaran bagi hampa akan orang orang disekitar hamba Berikan selalu hidayahmu agar hamba Satukanlah hamba pada orang orang yang beriman Orang orang yang selalu bersyukur PadaMU 3. Bercermin Pada Diri Janganlah engkau sombong ketika engkau kaya Jangan merasa bahwa engkau lebih baik dari yang lain Jangan hardik para peminta Dan jangan kasar pada ibu dan ayahmu Bercerminlah pada diri mu Siapa dirimu ? Apa yang kau lakukan selama di dunia Jangan sombong dan congkak Sesungguhnya tuhan menghukummu Dengan kedudukan dan kekayaanmu Tapi ingatlah akan tiba saatnya Semua hilang seketika Dan ketika itu waktu telah tiba Tiada waktu untuk menyadari Bahwa semua fartamogana Sadarlah diri Sebelum kain putih membalutmu Orang orang memandikan jenazahmu Sifat indivisualistis tidak akan ada gunanya Sadarlah sadar takutlah ketika waktu itu tiba. Aku malu ….Setiap kali aku melihat perjuangan nya Aku cemburu mengapa hanya mereka Mengapa bukan aku Pertumpahan darah yang mewarnai bumi anbia Menggugah mujahid mujahidah Ntah dari mana mereka datang Kulihat ada sayap yang membawa tubuhnya melayang ke angkasa Senyum dipenghujung perjuangannya Seperti kilat dan cahaya abadi yang tidak bisa dilihat Aku malu Aku menangis Perjuangan nya adalah akidahnya Akidah dengan penawar surga Surga yang menyerbak wangi dan ketenangan jiwa…. Baca Juga Puisi Cinta 4. Renungan Hidup Dalam sajadah lusuh itu Raga luluh lantah Terkenang sudah yang lalu itu Ketika lupa janji akan dihitung kelak Dalam sajadah lusuh itu Teriakan tak lagi terdengar Mata sayu tak mampu melihat Telinga terasa kehilangan pendengarannya Ya allah Ijinkan diri ini bersimpuh Di sajadah panjang nan lusuh Hamba seraya meminta dan meminta Ampunkanlah segala dosa Dalam sajadah lusuh Renungan hidup aku torehkan Di dinding dinding hatiku Gemetar hati ini Lemah segalanya Membayangkan betapa celakanya diri Tak mampu merenungi diri Merenungi hidup Wahai hati hati yang kosong Kembali lah kepada cahaNYA Bermunajatlah Isi kekosongan itu degan wudhu-wudhu mu Gemercik lantunan firman Nya Membelai lembut jiwa Tenanglah…tenanglah Berlari lah kejar cahaya itu Renunghan hidup Di sajadah lusuh itu Puisi Islami Untuk Para Remaja Remaja adalah usia potensial untuk menerima informasi dan memiliki daya nalar yang masih maksimal. Puisi islami untuk remaja lebih kepada makna memanfaatkan usia dan waktu sebaik mungkin dan juga biasanya puisi islami khusus untuk remaja menyuruh kepada berperilaku akhlakul karimah dan positif. Puisi islami untuk diri sendiri, remaja dan dewasa tujuan dan arahnya hampir sama tetapi pengungkapannya disesuaikan usianya. Adapun contoh contoh puisi untuk remaja kali ini degan judul moralitas Generasi Baru, Masa Emas, Mencintai rasul, dan Harga Diri Wanita 1. Moralitas Generasi Baru Jarum jarum neraka Satu persatu anak manusia Dekadensi kehidupan Ronrongan sesat yang terus merayu anak manusia Melumpuhkan akal sehat Dan kekosongan ruhani Membuat tipu daya menguasai hati dan pikirannya Bahwa semua fartamogana Sadarlah diri Sebelum kain putih membalutmu Orang orang memandikan jenazahmu Sifat indivisualistis tidak akan ada gunanya Sadarlah sadar takutlah ketika waktu itu tiba. Hai anak muda Jangan siakan usia beliamu dengan rasa manis permen karet yang sesaat Raihlah prestasi Sayangilah orang tuamu dan ukirlah kebanggannya Janganlah engkau buta dengan ada yang ada disekelilingmu Pilihlah jalan yang terang agar dirimu tidak sesat kemudian. Fajar menyisir senja lelah pengganti harap Nalar beraduk rasa Rebah menanti lelap Hari berganti minggu Bulan berganti tahun Kutangguhkan semuanya, buat si buah hatiku Ia pun tersenyum dan kujadikan alat untuk menuntun Sambil berenang dilautan dangkal ia menarikku Akupun begitu, sambil berenang dilautan luas penuh gelombang dahsyat, kupacu kemudiku Akupun begitu Sambil berenang dilautan luas penuh gelombang, kuraih beruntun Senyum kecilnya, mimiknya, tulusnya isyarat bagiku Terasa dekat kemenangan, bangkit dari tidurku Khayal nan jauh, kugenggam dengan tanganku Dan jarak Sirna dari pandanganku 2. Masa Emas Ketika waktu emas itu datang Ingatlah wahai pemuda pemudi Usia emas itu adalah masa masa pertanggungjawaban Nikmati dan Manfaatkanlah Wahai pemuda pemudi Jangan lemah dengan silau dunia Jangan lalai dengan waktumu Keindahan itu belum berapa Wahai pemuda Masa emasmu Tidak akan berulang Tidak akan kembali Ingat Tuhan telah memberikan banyak pembelajaran Memberikan alquran sebagai pedoman Mengirimkan Rasul sebagai panduan Dan peristiwa peristiwa kejayaan dan kemunduran Telah jelas yang diberikan Telah jelas yang dihamparkan Wahai pemuda janganlah engkau lemah Ambillah bagian terindahmu Tidakhlah engkau menyadari bahwa Jika engkau hendak mengukur keesanNya maka engkau tidak akan biasa 3. Mencintai Rasul Ya Nabi ….Ya Rasul Sungguh sirahmu mengajarkan umat dunia Akan adilnya agama yang engkau bawa ya Rasul Akan mulianya Ajaran yang engkau sebar Perilakumu yang penyayang Menerima siapa saja dan kalangan siapa saja Perilaku baikmu tidak pernah tercemar Meski pedang terhunus oleh orang orang kafir Perang mu membawa persaudaraan Kebersamaan dan keadilan Sistem kepemimpinanmu adalah kepemimpinan yang jujur Memberikan hak kepada yang berhak Dan mendorong kewajiban bagi yang berkewajiban Wahai Nabi Shalawat ke atas Nabi Engkau junjunganku Ijinkan hamba menjadi pengikutnya Dunia dan akhirat 4. Harga Diri Wanita Wahai ukhti Keanggunanmu akan senantiasa terpancar Dari akhlak dan santun mu Jaga ibadah dan dzikir hatimu Untuk menjaga diri dan jiwamu Jadilah madu yang manis dan mawar berduri Agar hatimu tak mudah ditawan Oleh ketampanan dan harta Ukhti suara lembutmu saja dapat membunuh Apalagi tubuhmu Wahai pemudi Kecantikan wajahmu Bukan untuk di humbar Ingatlah bahwa perintah menutup aurat itu Uhti ingatlah auratmu adalah harta dan kehormatanmu Jagalah itu sampai waktu menjemputmu wahai ukhti Para ukhti ingatlah itu pesan pesan syariah untukmu Bukan untuk mengekangmu namun untuk menyelamatkanmu Dari siksa api neraka. Menanti keajaiban menghampiri Dengan penuh harap, aku bersimpuh pada Mu Totalitas doaku ku ucap dari lubuk hati Maksudnya totalitas doa ku ucap dari lubuk hati Merindu bukanlah arti sebuah jawab Menunggu bukanlah jawab yang bertanya Kelu kesah bukanlah tanggung jawab Tulus mata kaki meniti takdir Nya Senyap tiada gembira Riang bukan berarti ramai Sedih bukan berarti lara Asa tak berarti mati Bom waktu membuka tabir hijab menuntun takdir, lelah terasa manis dan Cita mengatur harmonis Contoh Puisi Islami Untuk Orang Dewasa Puisi islami untuk Orang Dewasa biasanya bertemakan pengakuan dosa, dan lebih ikhlas dalam menjalani ibadah. Puisi islami untuk diri sendiri, remaja dan dewasa kali ini akan menunjukkan contoh puisi islaminya. Dan puisi islami bagi orang dewasa ini juga cenderung kepada puisi puisi totalitas ibadah kepada Tuhan yang Maha Esa. Adapun beberapa contoh puisi islami untuk orang Dewasa adalah sucikan jiwamu di sepertiga Malam, Sakaratul Maut, Di batu Besar Jarang Tersandung, di Kerikil banyak Yang Jatuh dapat dilihat dibawah ini, fatwa Guru. 1. Sucikan Jiwamu di Sepertiga Malam Malam yang dingin Tidak menghentikan waktu Bagi pencari surga Jiwa jiwa manusia yang berkarat Tidak akan cukup dicuci dengan ibadah bumi Raihlah ibadah langitmu Ketuklah pintunya di saat saat itu Disaat orang orang menghamparkan mimpinya Disaat insan sedang lupa pada janjinya Sucikan jiwamu di sepertiga malam Rasakan jibril yang mencatat amal itu Ceritalah-ceritalah Tumpahkan semua Bersihkan semua luka luka itu Kesombongan itu Wahai jibril Lihatlah aku Aku rindu padamu Aku ingin engkau menyapa ku jibril 2. Batu Besar Jarang Tersandung, di Kerikil Banyak Yang Jatuh Masa kecil masa bermanja Masa remaja masa bahagia Dan dewasa masa berubah Jika tidak tersadar semula Remaja akan terbawa Dan dewasa akan sengsara Dan senja akan tersiksa Hati hati Di batu yang besar bisa terlihat Namun kerikil kerikul sering tak terlihat Wahai manusia Tidakkah engkau berpikir Bagaimana semua dihamparkan Di terbangkan Di kembalikan Dihidupkan Dimatikan…….. Cari arah cahaya itu Kelak usia senja tak lagi terpapah Dosa yang membesar Tak lagi bisa dipikul Ketika tiba di akhir masa Tak mampu berkata Tak mampu melihat Tersesat terseret seret ke dalam jurang yang gelap nan kotor Di batu besar jarang tersandung Di batu kecil banyak tersungkur…. kepadaNYA segala ampunan ketenangan dan hanya kepadaNYa Kita kembali…. Baca Juga Puisi Rindu 3. Sakaratul Maut Dingin….. Kaku…..Terpaku Merintih seperti kambing yang dikuliti Darah mendidih Sakitnya ya Allah Sakitnya ya Allah Semua terhenti perlahan Ketika daun di langit tujuh itu gugur ke bumi Bayangan hitam melesat tajam Tak kasat mata Ya allah Sekarangkah waktunya Ya allah Aku belum siap Ada adap ini ya Allah Mengapa semua tidak ada yang mendengarku Lorong apa ini ya allah Kembalikanlah Sedetik saja ya Allah Izrail memaksamu Keganasannya seperti binatang buas merobek daging daging Ingin merenggut nyawa mu Untuk kembali kepada yang abadi … Sakaratul maut…………… 4. Fatwa Guru Sadarlah engkau wahai diri, Meski emasmu berpasir intan Dunia hanya sekejap, Semua hanya rayuan Wahai usia senja Peringatan akhir sering tak terdengar Persiapkan diri Untuk menghadapi hari penjemputan itu Dunia apabila direguk akan semakin haus Minumlah secukupnya Agar tidak tenggelam dalam dahaga Sadarlah engkau wahai diri Jangan selalu menautkan budi Sebab budi tak bisa diganti Jika termakan budi Jiwa raga akan tersandra sampai mati Wahai diri tiada yang abadi Dimana langit dipijak hendaknya disitu langit di junjung Dimana kita menumpang hidup Disitulah hendaknya bersyukur Pandai jiwa sembunyi rasa Riak air tanda tak kuasa Gemercing angin menyapa dada Bisu bukan tak bersuara Tiap bait terasapi Tiap kata tercermati Laku tindak meratapi Guncang pantun tak mencederai Iringan lagu langkah menyapa, Risih tetangga tak menyapa Pandai jiwa sembunyi rasa Riak air tanda tak kuasa Gemercing angin menyapa dada Bisu bukan tak bersuara Tiap bait terasapi Tiap kata tercermati Laku tindak meratapi Guncang pantun tak mencederai Iringan lagu langkah menyapa Risih tetangga tak menyapa Seutas lara menopang nada Lirik ritme penambah nyawa Goyah..seyogyanya…tiap jasad mengolah rasa Karma…gerai masalah…tak kasat mata Pelipis wajah bukan tanda Dagu terbelah bukan berarti bahagia Tak khayal aku ingat sebuah peribahasa Akhir sulit, mencuat kemudahan pasti menyapa Gejolak sanubari mengoyak jiwa Bagai pungguk merindukan bulan tata kendala lenyap keindahan itu pasti ada… Mengalir disetiap tetes darah Proses takkan menghianati keberhasilan yang nyata Puisi Islami Tentang Kebesaran Allah Kebesaran Allah sebagai Tuhan yang disembah umat Islam seringkali menjadi sebuah inspirasi untuk membuat karya seni, termasuk puisi. Seperti contoh-contoh puisi di bawah ini yang menceritakan tentang kebesaran Allah 1. Bencana Alam Kemanakah kami kan pergi Ketika riuh bumi Mengguncang ibu pertiwi Memaksa kaki-kaki kami berlari Kemanakah kami kan pergi Saat air bah menghampiri menggulung puing Memisahkan keluarga kami Dengarkah kalian Akan jerit tangis pilu Menggetar kalbu Mencari sandaran baru Dimana kami harus mengadu Kau lihat tubuh-tubuh itu Bertumpuk layak batu Meregang kaku Telah kering air mata Bersimpuh di tengah durjana Menengadah memohon kasih sang Kuasa Menghapus pedih serta lara 2. Sang Maha Pengampun Berkilah lah kami, para manusia lalai. Bersahut-sahutan berebut dosa Kau hanya diam Bergeming Berserulah kami, para manusia hina. Tak sadar menimbun dosa Kau hanya diam Bergeming Tak ada urat malu yang kami punya, Hanya ada urat serakah Saling menjegal Saling menghina Tapi Tuhan, apa yang kau kan perbuat? Tak ada Kau tetap bergeming Menanti Pada suara panggilan kasih-Mu Terlantun Pada pengeras suara Allahu Akbar-Allahu Akbar Tercenungku pada nestapa Sehina inikah makhluk-Mu Yang nyaris selalu lupa Ataukah justru sengaja? Tapi kau tetap bergeming Allahummaghfirli Allahummaghfirli Dan kau mengampuni kami 3. Al-Qur’an Pada remang senja Adzan yang tengah dikumandangkan Para manusia berduyun Menapak kaki menuju musholla Pada takbir terakhir Salam pun menutup Satu-persatu berlalu Tinggal si alim menunggu Pada lembar kedua ratus Si alim membuka Al-Quran tua Di bilik surau Apa yang beda Saat si alim melantun Ayat demi ayat Tanpa cela Apa yang beda Pada separo manusia lainnya Yang memilih lupa Dan menonton pertunjukkan pada kotak elektronik tua Mendengar si alim Terus mengaji Pada adzan berikutnya Dengan hati lebih kaya Mereka pikir Kaya adalah harta Kedudukan penuh kuasa Atau mampu berjanji sedemikian rupa Tapi lihat si alim Bermuka teduh Tak punya harta Tak punya sanak saudara Al-Qur’an menjadi temannya Ia ngaji pagi serta petang Menjadikan kitab tua Sebagai sanak saudara Baca Juga Puisi Aku Puisi Islami Tentang Cobaan Sebagai orang yang taat beragama, hidup kita tak jarang mengalami cobaan. Namun justru pada saat itulah menjadi waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Yang Kuasa. Cobaan yang dialami pun dapat tertuang dalam sebuah karya puisi Islami seperti berikut ini 1. Ratap Wahai Insan Tersadarkah kalian Akan coba yang Tuhan beri menguji hati Kau bermuram Meratapi nasib Hilang harta yang kau cari Dari pagi hingga nyaris mati Sudahkah kau menelusuri sudut hati Dan bertanya pada diri sendiri Tuntaskah kau berserah diri Pada kuasa sang Ilahi 2. Ratap Bersimpuh Tuhanku, kau renggut apalagi kekasih hatiku mataku terpaku pada ombak yang menderu. Menyapu semua hal berharga milikku. Sebesar inikah amarahmu pada kami Yang kusadari kerap luput atas kuasamu Tuhanku, tak sanggup lagi Aku bertutur. Bahkan merancu pun aku Tak mampu. Kulihat puing-puing rumahku tak berada di tancapan. Pondasinya disini atapnya disana Sebesar inikah tegurmu pada kami Yang kusadari kerap luput atas Maha-Besar-Mu Tuhanku, haruskah aku merapal ampun Untuk mengemis maaf kepada-Mu Bukankah kau tahu, kami kerap lupa tentang Maha MematikanMu Saat kami tersadar, kau telah mengambil yang kami kasihi. Namun, pantaskah jika kami menginginkan Yang terkasih kembali sebagaimana Engkau yang Maha Mengembalikan Tuhanku, ditengah redup tenda yang menaungiku, Sudikah Engkau sekedar menampung air mataku. Puisi Islami Tentang Akhirat Al-Qur’an mengajarkan kita tentang akhirat. Tujuannya tentu saja supaya kita ingat bahwa ada kehidupan setelah kematian raga di bumi. Nah tak jarang juga akhirat menjadi ide tema yang bagus untuk membuat puisi Islami. Berikut beberapa contohnya 1. Padang Mahsyar Pada ujung masa Setelah terompet Isrofil Dibunyikan Memenuhi sangkakala Manusia tergeletak Yang iman telah pergi Yang pendosa meregang nyawa Bumi diputar layak gangsing Semesta meledak bagai balon Para malaikat mati Dunia lebur Lalu Allah menunjuk Terbangunlah seluruh makhluk Digiring pada mahsyar Ada yang bermuka babi Atau yang bermuka kera Tampaklah mana sang taat agama Dan tampaklah yang suka ingkar padanya Tak cukup itu Didekatkan matahari Pada sejengkal pelipis Menanti mizan Satu persatu 2. Siksa Neraka Tubuh terpelanting bagai bola Amal baik ia tak punya Tercebur pada kolam membara Melahap bulat-bulat raga Menanti palu gada raksasa Atas balasan dosa Yang lain diguyur cairan berapi Nampak ingin mensucikan raga-raga ini Namun tubuh terkuliti Tak habis dosa dikembalikan lagi Diguyur cairan berapi berkali-kali 3. Firdaus Dimana nikmat yang kau beri Pada hamba Yang selalu menanti Bertemu muka sang Ilahi Nikmat hebat apalagi Untuk yang selalu sujud Untuk yang selalu penuh kasih Untuk yang selalu dzikir Ketika firdaus menunggu Dibukakan gerbang megah Pada hamba yang terpana Menyambutlah sang bidadari Hilanglah susah hidup dunia Diganti nikmat di surga Balasan bagi yang bertakwa Yang selalu ingat kepada Sang Pencipta Puisi Islami Tentang Persaudaraan Sebagai sesama umat Islam tentunya kita harus saling menjaga hubungan persaudaraan. Hubungan persaudaraan yang terjalin baik memang menjadi sebuah hal yang indah. Oleh karena itu seringkali persaudaraan dijadikan tema puisi seperti berikut ini Kadang kau anggap benar Dan itu menjadi maha benar’ Menolak pendapat handai taulan Lalu timbul perpecahan Hidup ini sangat lucu Gara-gara ini timbul kemelut Gara-gara itu bergelut Tentang sepele persaudaraan tercabut Allah mencipta makhluk berbeda-beda Tapi kalian mengkotak-kotak, Menuntut sama Ah, lucunya 2. Hilang Persaudaraan Aku terpekur Nyaris mendengkur Sanak saudara telah kemana Teman-teman pergi kemana Indahnya satu yang dulu Tak ada teriakan saling menuduh Menyalahi yang ini Menyalahi yang itu aku yang benar dan kau salah.’ bukan, aku yang benar kau yang salah.’ Bertatap muka menghujat Dimana saudara yang habiskan masa riang Seperti yang kita ketahui bahwa agama Islam mewajibkan kita untuk menuntut ilmu. Kadang segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan menuntut ilmu bisa menjadi inspirasi untuk menulis puisi Islami. Di bawah ini beberapa contoh puisi Islami yang bertemakan menuntut ilmu 1. Pesantren Riuh kecil kaki kami berlari Adzan shubuh telah memenuhi bumi Suara bel berbunyi nyaring Teng-Teng Teng-Teng Semakin terbirit mengejar ngaji Lepas shubuh menyiapkan diri Berseragam necis serta rapi Menjinjing kitab kesana-kemari Menyimak guru setiap hari Kadang terkantuk Lalu kibasan sajadah menghampiri Demi belajar agama Kami terpisah dengan orang tua Kadang sebulan bersua Kadang berbulan-bulan menahan jumpa Tapi tak apa Ingin orang tua mengabdi agama Menjadi manusia cendekia Yang selalu ingat pada-Nya Dan selamat berbalas ridho-Nya 2. Hormat Guru Menunduk kami karena ilmumu Tawadhu mengharap ikhlasmu Niat berbagimu tiada jemu Oh guru, kau bak oase di tengah gurun Penyejuk dahaga akan ilmu Laku baikmu menjadi tiruku Oh guru, doakan kami muridmu Agar senantiasa terarah pada perilaku muliamu Puisi Islami Tentang Nabi Muhammad Nabi Muhammad adalah junjungan umat Islam. Kehidupan Beliau pada masanya memang sangat menginspirasi sampai kapan pun. Oleh karena itu seringkali dibuat puisi sebagai apresiasi dan kekaguman terhadap sosok Nabi Muhammad. Berikut contohnya 1. Suri Tauladan Kau lahir tanpa ayah Penuh cahaya elok rupawan Seolah semesta ikut tunduk Pada kehadiranmu Kanak-kanak kau ditinggal ibu Bersama kakek pelipur pilu Kau menjadi nabi Pada tahun ke-empat puluh Menyandang gelar al-amin Yang dapat di percaya Kaum Quraisy kau hadapi Baik yang membela atau memusuhi Bagimu tak ada sirat benci Kau ingatkan mereka untuk tunduk pada Ilahi Meski batu pernah melukai kening Kotoran melayang menodai jubahmu Olokan menghujanimu tiap waktu Tapi kau tetap melempar senyum Tak ada keluh menghadapi umatmu Tak ada ragu menuntun umatmu Kau teguh pada keyakinanmu Allah selalu menjagamu Puisi Islami Tentang Akhlak Islam mengajarkan kita agar memiliki akhlak yang mulia. Untuk menyebarkan pendidikan mengenai akhlak bisa berbagai macam cara. Tak terkecuali dengan puisi. Di bawah ini contoh puisi Islami tentang akhlak 1. Akhlak Terpuji Indah dimata menatap sosok bersahaja Tak perlu berkalung sorban Atau berhias tasbih d antara jemari Hanya senyum ikhlas menghias bibir Akhlak terpuji bukan hanya ditilik Dari rupa Dari berapa ia sujud dalam sehari Atau dalil yang malah disombongkan Tulus ibadahmu yang menjadi tolak ukur Ikhlas kebaikanmu yang dicatat Bukan lamanya kau ambil ruku’ Namun hati berdusta 2. Sedekah Tatkala kau memberi Tanpa pamrih hinggap di hati Pada sosok tua bersandar Yang bermuka kuyu serta letih Pada persimpangan jalan Ia menjinjing surat kabar pagi Dengan selendang menyampir Lindungi terik matahari Bagimu lembaran yang kau beri Sungguh tak seberapa Tapi jangan kira tak hanya dia yang bahagia Hatimu bahkan lebih bahagia Bukan hartamu yang akan berkurang Ketika kau mengikhlaskan pada sosok tua Senyum bahagia kan merekah Di sisa hari yang masih panjang Kesimpulan Puisi Islami Dari pembahasan ini menyimpulkan bahwa puisi islami untuk diri sendiri, remaja dan dewasa merupakan karya sastra tertinggi di dunia segala aspek kehidupan di alam semesta di rangkai dalam puisi-puisi islami yang menyejukkan dan menentramkan hati pembacanya. Lalu puisi puisi islami itu diaktualisasikan dalam berbagai klasifikasinya untuk dijadikan materi, media, bahkan pembelajar bagi seluruh umat manusia. Fungsi Fungsi Puisi islami Dalam kehidupan Dan Contohnya yang dibahas diatas adalah bukti bahwa puisi islami salah satu sastra yang besar. Para penyair penyair Islam selalu menuangkan kemuliaan akan mahakarya sastra tertinggi. Semua jenis puisi islami adalah pembelajar dan sangat potensial untuk pengembangan sastra dalam diri anak. Puisi Islam adalah sastra yang kaya akan nilai nilai kemuliaan diri semoga puisi puisi islami dapat menjaga akidah dan memperkuat kecintaan terhadap Allah sang maha pencipta. Puisi Islami - Cari tahu arti Al Adl dalam Asmaul Husna. Al Adl adalah salah satu dari 99 Asmaul Husna. Al Adl artinya lurus atau sama. Dalam Asmaul Husna arti Al Adl adalah Yang Maha Adil Melalui sifat ini Allah SWT. memerintahkan manusia agar memberikan hak orang lain sesuai dengan yang harus diterimanya tanpa mengurangi sedikit pun. Serta mampu menegakkan keadilan sepenuh hati, baik terhadap keluarga, tetangga, teman dan masyarakat lainnya. Makna Al Adl adalah Dia yang membenarkan dan meluruskan segala sesuatunya dengan adil dan penuh keadilan. Dia selalu memberikan keadilan yang hakiki melalui kebijaksanaan-Nya tanpa ada kesalahan. Nama Allah ini dijelaskan dalam sejumlah ayat Al Quran. Allah SWT berfirman dalam Al-An’am ayat 115 وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ Arab-Latin Wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa 'adlā, lā mubaddila likalimātih, wa huwas-samī'ul-'alīm Artinya Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu Al-Quran sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. Allah SWT berfirman dalam Al-Maa’idah 5 ayat 8 “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, karena adilitu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Puisi Anak Laut Karya Asrul Sani Anak Laut Sekali ia pergi tiada bertopi Ke pantai landasan matahari Dan bermimpi tengah hari Akan negeri di jauhan Pasir dan air seakan b ercampur Awan tiada menutup mata dan hatinya rindu melihat laut terbentang biru Sekali aku pergi dengan perahu ke negeri jauhan dan menyanyi kekasih hati lagu merindukan daku Tenggelam matahari Ufuk sana tiada nyata bayang-bayang bergerak perlahan aku kembali kepadanya Sekali ia pergi tiada bertopi Ke pantai landasan matahari Dan bermimpi tengah hari Akan negeri di jauhan.

puisi asmaul husna al adl