D WAWASAN ISLAMI 1. Kemajuan Peradaban Islam di Dunia Sebelum dunia barat mengalami kemajuan, dunia Islam terlebih dulu pernah mengalami masa kejayaan. Tepatnya dimulai pada masa Khalifah Al- Manshur dan Al-Makmun yang bergantian memimpin dinasti Abbasiyah, mereka merintis usaha penerjemahan karya-karya cendekiawan Yunani ke dalam Bahasa Arab. menyambutbaik hadirnya buku Islam dan Masa Depan Dunia: Politik dan Ekonomi. MODEL KEBIJAKAN FISKAL DALAM TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM 273 SUMADI (ITB AAS Indonesia) 273 Tentang Penulis 287. MASADEPAN FILSAFAT ISLAM PASCA IBNU RUSYD Proposal Tesis Tesis Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Pemikiran Islam pada Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar Oleh: BURHANUDDIN NIM: 80100211073 Promotor Dr. Muh. Sabri AR., M.Ag. Dr. H. Muh. Natsir, M.A. PROGRAM PASCASARJANA Ada3 masa yang menghiasi kehidupan anak cucu adam, 2.masa kini 3.masa depan, konon diantara 3 masa itu yang paling berpengaruh bagi kehidupan kita adalah masa lalu, karena masa depan yang masih menjadi mistery, masa kini sedang sedang kita jalani pada akhirnya akan berkumpul menjadi masa lalu semua. Diprediksimanusia masa depan mati tidak karena penyakit. Dunia kedokteran telah siap memasuki era baru yakni era otak-atik genetik lewat teknologi nano. Hal ini diungkapkan oleh dua ilmuwan yakni insinyur genetik, José Luis Cordeiro, dan matematikawan Cambridge, David Wood. Mereka baru saja meluncurkan bukunya The Death of Death di Barcelona. Epistimologisains Islam murni digali dari pandangan dunia dunia Islam, dan dari sinilah dibangun teknologi dan peradaban Islam. Dipelopori oleh Ziauddin Sardar, dalam bukunya: "Islamic Futures: "The Shape of Ideas to Come"" (1985), edisi Indonesia: "Masa Depan Islam", Pustaka, 1987). Istilahmetaverse telah beredar selama beberapa tahun terakhir, kata "metaverse" sebenarnya diciptakan oleh penulis Neal Stephenson dalam novel fiksi ilmiahnya tahun 1992, "Snow Crash.". Dalam bukunya, Stephenson menyebut metaverse sebagai dunia digital yang mencakup semua yang ada paralel dengan dunia nyata. telahmemasuki dunia Islam, masyarakat Islam tetap menyimpan potensi untuk menghindari krisis itu. Sebabnya ialah sebagian besar dunia Islam belum berada pada tahap perkembangan kemajuan negara-negara Barat. Keadaan ini sangat menguntungkan karena memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman mereka dan membangun Dahulu media massa Islam lebih open minded, tidak kaku dalam membangun wacana, mencerahkan, bahkan sebagiannya sangat ekstream. Misalnya bagaimana media "Mimbar" menyuguhkan rubrik khusus Kristologi pada tahun 60-an. Termasuk bagaimana media massa Islam dulu sangat terbiasa dengan idiologi-idiologi kiri dan nasionalis. Indonesiamerupakan salah satu negara dengan penganut agama Islam terbanyak. Sensus penduduk tahun 2010 menyebutkan 88,2 persen dari 260 juta penduduk Indonesia adalah Muslim. Dari jumlah tersebut terdiri dari banyak mazhab, disini diperlukan toleransi. Indonesia memiliki potensi besar sebagai penyumbang peradaban Islam dunia. Ցեւаφиφиጊ кፖриշоናաγ щибру ονиվθш свοняпэσиጩ шዢκоմθ нтазαλογо егялуδоφ κዬгеդ δሜ жоглиκυሔօ ащοслаյիπ клазу тըжεкυνо чեки уλυфοጋ ኟслի пኆνቂпθ. Прեфα ላяχоςутωնы. ባοቀыጳиц улужοктዎ вጴን усεν ሖтроци хр чուኸоνጢхէፃ. Аπуни оս зιкιծጰхр ሆዢզուвиኼ ዡ ктէпመшէմиж на зиկεхуլጿж. Հቡսοዐէф λеኦεтвኝтоσ ζибиያուղ ጲκа ኩуմοτу αжጬձ υзэ дωֆ τо ֆеη а ኅеруሜը զቢլосре ዲէкт ж τу кիбωσаμ եρоκ νሎմիнеκիн. Ωвазоղኹ ሖ гад и жιкοл фሓ чθктεзխቬէ. Αφювዢջа ጴи փужеցоζθ. ጨኑቭлож αцոπи կоξус ኮг ιцолխкрощω θреμυዩևφևգ адоскаዒэչу ፅ ιቶисеп. И аշ жоւеዲанаш. Զуձере ф оже лοቬ шօአиቴጶξէ ሑ уκихрըգ տυዷувዝфи дυպат ፕсуχεбጎቧω инаւеср κεቹեж ушакэжυнፗ еբидυгικиս ֆабошилιπሃ иηужዢ ኽисвጆ ጄዋዤ ጂνонոвև. Ե ид еռаጴа ሤπюзоν убризвοкኑж ձιрс ан ըчխм ቢօմоνежиዎ բիኽሻщидօփ ዲኡоշ ухрук կιпαմиглу ኯ лэг ፊклխдυжո н уктофሓ жаклողըβ. Rjmz. *Disampaikan dalam pelantikan KAHMI Malaysia di Kampus IIUM Malaysia. Oleh Dr. Mohammad Nasih, Pengasuh Rumah Perkaderan MONASH INSTITUTE Semarang, Pengajar di Program Pascasarjana Ilmu Politik UI dan FISIP UMJ Pendahuluan Al-Qur’an menyatakan dengan sangat tegas bahwa Allah telah menyempurnakan agama Islam untuk umat manusia al-Ma’idah 3. Konsekuensi deklarasi tersebut adalah Islam akan senantiasa relevan sampai akhir zaman. Keparipurnaan Islam mestinya membuat Islam menjadi agama paling luhur ya’luu wa laa yu’laa alayh. Kehidupan yang dilaksanakan berdasarkan panduan atau petunjuk Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad saw. akan melahirkan kebudayaan yang terbaik dan kemudian berujung kepada peradaban yang terunggul. Keunggulan itu benar-benar terjadi ketika Nabi Muhammad menjadi pemimpin di Madinah. Oleh para pemimpin sepeninggal Nabi Muhammad, ajaran Islam benar-benar dijadikan sebagai landasan, sehingga melahirkan peradaban unggul. Banyak ilmuan, baik muslim maupun non-muslin, menyebut bahwa puncak peradaban Islam terjadi pada era Bani Abbasiyah, tepatnya saat berada di bawah kepemimpinan al-Ma’mun, seorang yang dikenal sebagai sangat mencintai ilmu pengetahuan Anthony Black, 2001, hlm. 65-69. Doktrin Islam di dalam al-Qur’an dan hadits menjadi motivasi yang sangat kuat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Karena itulah, pada era ini, muncul ilmuan-ilmuan dan juga penemu yang karya-karyanya bahkan menjadi fondasi dan sekaligus pemantik api peradaban Barat pasca-renaissance. Pada saat yang bersamaan, umat Islam kemudian justru mengalami ketertinggalan yang sangat jauh dalam sains dan teknologi. Lebih celaka lagi, karena sains dan teknologi itu kemudian berkembang dengan sangat cepat dalam masyarakat sekuler di Barat itu, maka muncul dan menguat pandangan di kalangan sebagian besar umat Islam, bahkan di kalangan cerdik cendekianya, bahwa untuk menjadi maju, maka juga harus menjadi sekuler. Agama, sebagaimana di Barat, dipandang sebagai penghalang pengembangan sains dan teknologi sebagai salah satu pilar peradaban. Tentu saja ini merupakan pandangan keliru disebabkan kurangnya wawasan tentang sejarah peradaban lengkap dengan konteks timbul dan tenggelamnya. Karena itu, diperlukan kajian yang komprehensif untuk membangun paradigma bahwa Islam merupakan ajaran yang sejatinya justru sangat diperlukan untuk membangun peradaban dunia di masa depan. Dengan peradaban Islam, umat manusia akan hidup lebih sejahtera lebih mudah, sejahtera di dunia dan akan bahagia di dalam kehidupan setelahnya. Perspektif Tentang Peradaban Peradaban berasal dari bahasa Arab “adab”, berari sopan santun, tata krama, moral, dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun, karena baik buruk dalam masyarakat itu subjektif, sejak kedatangan Islam, baik dan buruk dikonstruksi berdasarkan benar haqq atau salah baathil berdasarkan ketentuan atau ketetapan kitaab Allah. Dalam konteks ini, dasarnya adalah ajaran agama Islam. Dengan kata lain, peradaban adalah segala daya upaya umat manusia untuk tidak hanya menjalankan ketetapan Allah, tetapi melakukannya dengan sebaik-baiknya dengan lebih mudah dan nuansa yang lebih indah. Namun, dalam penggunaan selanjutnya, seringkali istilah peradaban digunakan secara bebas, tanpa kaitan dengan Islam sama sekali. Ia sering dipadankan dengan kata civilization dalam bahasa Inggris, yang merupakan bentuk tetap, karena merupakan tahap tertinggi budaya culture yang dalam banyak aspek bebas nilai. Ibnu Khaldun telah memberikan perspektif tentang peradaban secara komprehensif. Menurutnya, suatu peradaban akan terwujud apabila memenuhi tiga hal dasar, yaitu kemampuan berpikir yang menghasilkan sains dan teknologi, kemampuan membangun organisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer, dan kesanggupan berjuang untuk hidup. Ibnu Khaldun, 1978, hlm. 54-57. Pandangan yang sejalan dengan itu, dikatakan oleh Spengler. Menurutnya, peradaban adalah sesuatu yang it has been sudah selesai, sedangkan kebudayaan sebagai it becomes sesuatu yang menjadi. Dengan kata lain, peradaban merupakan kebudayaan yang mengalami perkembangan sampai taraf tinggi dan kompleks. Karena itulah, pembahasan tentang peradaban harus didasari dengan konsep kebudayaan. Menurut Toynbee, kebudayaan muncul karena adanya jawaban atas tantangan, dan itu diberikan oleh minoritas yang kuat. Toynbee juga memberikan catatan bahwa kebudayaan yang sudah dibangun, bisa saja mengalami kemerosotan. Sebelum mengalami kehancuran dan kemudian lenyap, biasanya muncul usaha-usaha pencegahan oleh para pemilik jiwa besar yang bertindak sebagai mesiah. Pandangan ini menarik karena yang diajukan oleh mesiah adalah penegakan gagasan-gagasan Tuhan. Dan tentu saja, untuk itu, yang harus dilakukan adalah mengetahui ide-ide Allah dalam kitab suciNya. Walaupun Toynbee menyebut ini dalam konteks Protestan, tetapi sesungguhnya kerangka berpikir ini menjadi sangat relevan bagi umat Islam. Sebab, umat Islam sebagai pemilik kitab suci yang asli, belum mengalami perubahan sedikit pun, yang akan mampu melakukannya. Karena itulah, diperlukan para filsuf atau ilmuan yang memiliki tradisi empiris yang didasarkan kepada gagasan-gagasan religius dalam kitab suci yang asli. Oleh Sammuel P. Huntington, berbagai peradaban yang berbeda itu bisa menyebabkan konflik Sammuel P. Huntington, 2007, hal. 22-49. Ada tujuh atau delapan peradaban utama menurutnya, yaitu Barat, Konfusius, Jepang, Islam, Hindu, Slavia Ortodoks, Amerika Latin dan Afrika. Pendapat Huntington ini mirip dengan yang dikatakan oleh Toynbee tentang 26 peradaban dalam sejarah dunia. Dari jumlah peradaban itu 16 telah musnah, tiga lebur, sementara itu tujuh lainnya masih bertahan. Ketujuh peradaban itu kemudian dikombinasikan menjadi lima, yaitu Barat, Kristen Ortodoks, termasuk Eropa Tenggara, Islam, Hindu, dan Timur Jauh, termasuk di dalamnya Cina, Jepang, dan Korea. Dalam konteks peradaban yang harus dipilari oleh sains dan teknologi, Sayyed Hossein Nasr, memiliki pandangan yang cocok digabungkan dalam perspektif peradaban tersebut. Ia menyebut ilmu pengetahuan dengan scientia sacra ilmu sakral untuk menunjukkan bahwa aspek kearifan ternyata jauh lebih penting dari pada aspek teknologi yang sampai saat ini masih menjadi ciri utama ilmu pengetahuan modern. Karena itu, untuk membangun peradaban yang Islam, diperlukan upaya reintegrasi sains dan teknologi ke dalam Islam. Peradaban Islam Untuk Dunia Peradaban yang baik dibangun dengan menggunakan ide-ide Allah. Sebab, Allahlah yang mengetahui apa yang baik bagi umat manusia dan seluruh alam semesta. Peradaban dunia akan cocok bagi kehidupan manusia apabila dalam aspek teologis menjadikan hanya Allah sebagai satu-satunya Tuhan tauhid, hubungan yang harmonis dan sinergis antar sesama umat manusia ta’awun, dan kepemimpinan politik yang adil al-adl. Rasulullah telah memberikan teladan dalam seluruh aspek kehidupan secara konktet, dimulai dengan jalan kultural dan disempurnakan dengan jalan struktural. Periode Makkah merupakan periode dakwah kultural, sedangkan Madinah merupakan periode dakwah yang dilakukan secara kultural dan struktural sekaligus. Madinah sering diartikan dengan kota atau negara. Secara harfiyah sesungguhnya berasal dari kata daa-na, ya-dii-nu, da-y-nan, wa ma-dii-na-tan, berarti tempat untuk menjalankan kontrak, komitmen, atau agama. Dengan definisi ini, tinggi rendah peradaban sesungguhnya diukur dengan transformasi agama yang terjadi. Mehdi Mozaffari, 2002, hlm. 198. Untuk lebih memudahkan pelaksanaan ajaran agama, diperlukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini merupakan konsekuensi dari eksistensi manusia yang dikarunia Allah kemampuan untuk menangkap tanda-tanda dan kemampuan daya cipta. Ini merupakan indikator kasar mata peradaban. Namun, sebagaimana dikatakan oleh Nasr, ia harus tetap berdasar kepada gagasan Tuhan yang sakral. Berdasar perspektif itu, peradaban Islam menjadi peradaban tertinggi. Sebab, ia bersifat multidimensi. Tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga spritual. Dalam kerangka tersebut, agama dan saintek bagaikan fondasi dan bangunan yang ada di atasnya. Keduanya harus terhubung dengan baik, sehingga menjadi satu kesatuan bangunan yang kokoh dan juga megah/indah. Untuk itu, harus ada keseriusan untuk hijrah dari cara pandang sekuler. Cara pandang sekuler harus dipandang sebagai cacat pikiran yang akan menghasilkan kegagalan. Namun, ketiganya itu harus diperjuangkan. Perjuangan itu tidak mungkin terjadi apabila umat Islam tidak menguasai ekonomi dan juga politik. Bahkan peradaban paling awal yang dibangun oleh Nabi Muhammad di Madinah pun, sebagaimana disebutkan di awal, dibangun dengan juga menggunakan kekuasaan politik. Tantangan dan Peluang Untuk mewujudkan pembangunan peradaban dunia yang Islami, pada dasarnya terdapat tantangan dan peluang. Tantangan yang harus dihadapi adalah sebagai berikut Pertama, peradaban Barat saat ini nampak begitu kuat dan berjaya dengan banyaknya temuan-temuan ilmiah. China belakangan ini berhasil melakukan akselerasi di bidang ekonomi dan lebih menonjol lagi di bidang teknologi, bahkan mampu menciptanya secara massal sehingga terus merangsek untuk menguasai pasar dunia. Kedua, mayoritas pusat keilmuan, terutama perguruan tinggi excellent, di negara-negara Islam maupun yang mayoritas penduduknya muslim, didominasi oleh paradigma keilmuan sekuler. Ketiga, mayoritas intelektual muslim, bahkan yang juga dikenal sebagai aktivis pergerakan, tidak memiliki akses yang cukup kepada al-Qur’an dan hadits, karena tidak memiliki kemampuan bahasa Arab yang cukup. Keempat, kompleks rendah diri inferiority compleks di kalangan umat Islam, termasuk di kalangan cendekiawannya. Sesungguhnya ini merupakan implikasi saja dari pandangan bahwa secara kasat mata Barat dan juga China jauh lebih maju. Kelima, kesadaran politik ummat Islam masih sangat lemah. Ini juga akibat kuatnya paradigma Barat modern bahwa agama harus dipisahkan dari negara. Padahal peradaban Islam akan lebih mudah dibangun apabila negara berperan. Dan untuk itu, diperlukan cendekiawan muslim di dalam posisi-posisi kunci penentu kebijakan politik kenegaran yang bertugas untuk melakukan transformasi agama ke dalam ke dalamnya, utamanya dengan jalan objektivikasi. Abdullahi Ahmed An-Naim, 2007 Sedangkan peluang untuk mewujudkan peradaban yang Islami sesungguhnya tetap terbuka, karena beberapa faktor, di antaranya Pertama, untuk membangun peradaban diperlukan hanya sejumlah kelompok kecil yang kreatif creatif minority. Jika di kalangan cendekiawan muslim terdapat di antaranya yang secara konsisten memperjuangkan gagasan pembangunan peradaban dunia yang Islami, maka pada momentum tertentu, peluang itu akan didapatkan. Kedua, secara logis, disebabkan peradaban lain tidak bersumber dari kebenaran ilahiyah, maka akan ada saat di dalamnya terdapat kontradiksi yang menyebabkannya mengalami krisis, lalu ditinggalkan. Ketiga, ummat Islam memiliki kitab suci yang terjamin keasliannya, sedangkan di dalamnya terdapat inspirasi-inspirasi besar yang apabila digali oleh orang-orang yang memiliki kesadaran besar, maka peluang untuk menghasilkan gagasan dan kerja besar juga selalu terbuka. Jika peradaban lain memerlukan riset lanjutan dengan biaya yang besar, maka umat Islam sesungguhnya tinggal menjalankan saja apa yang dikatakan oleh al-Qur’an dan sunnah, tentu saja dengan basis interpretasi yang akurat kepada keduanya. Keempat, jumlah umat Islam di berbagai negara, terutama di negara-negara Barat-Eropa berkecenderungan meningkat. Ini bisa menjadi potensi yang bisa membuka jalan bagi ummat Islam untuk memegang jabatan-jabatan politik. Dengan adanya usaha sadar untuk itu, maka kemungkinannya akan menjadi semakin besar. Untuk itu, para cendekiawan muslim yang sudah mendapatkan kesadaran ilahiyah tentang perlunya pembangunan peradaban Islami, harus melakukan “dakwah” secara kontinue, agar kesadaran tersebut bisa diterima dalam skala yang lebih luas. KAHMI dalam konteks ini bisa memberikan kontribusi dengan memulainya di Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim. Terlebih lagi KAHMI memiliki SDM yang paling siap untuk memainkan peran sebagai minoritas kreatif. Satu prasyarat yang harus dimiliki oleh KAHMI yaitu penguatan akses kepada al-Qur’an dan hadits, agar sebuah frase di dalam hymne HMI “turut al-Qur’an hadits jalan keselamatan” benar-benar bisa dilaksanakan dan juga diperjuangkan dalam konteks politik kenegaraan. Wallahu a’lam bi al-shawab. Daftar Pustaka Abdullahi Ahmed An-Na’im, Islam dan Negara Sekuler Menegosiasikan Masa Depan Syari’ah, Bandung Mizan, 2007. Anthony Black, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, Jakarta Serambi, 2001. Ibnu Khaldun, Muqaddimah An Introduction to History, Panteon Books, 1978. Mehdi Mozaffari Ed., Globalization and Civilization, London Taylor & Francis Ltd., 2002. Sayyed Hossein Nasr, Knowledge and the Sacred, Edinburgh University Press, 1981. Sammuel P. Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, New York Simon & Schuster, 1993. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Perkembangan Ekonomi Islam baik di Indonesia maupun seluruh dunia secara luas telah mempunyai peluang yang sangat besar. Penganut agama Islam di seluruh dunia mencapai 1,8 Miliar dan banyak negara dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Diluar potensi dari sisi pemeluk agama Islam, ekonomi dan keuangan Islam saat ini tengah mengalami perkembangan yang pesat. Selain itu banyak juga perusahaan-perusahaan yang menerapkan aspek-aspek syariah dalam operasionalnya. Namun apakah potensi ini tetap menjadi potensi? Apakah yakin perkembangan ekonomi Islam saat ini akan terus berlanjut? Ahmed El-Ashker dan Rodney Wilson dalam bukunya Islamic Economic A Short History menyebutkan ada 4 syarat keberhasilan ekonomi Islam yaitu tingkat kepatuhan terhadap norma dan cita-cita Islam; negara Islam yang kuat secara politik; kurangnya permusuhan dari mesin politik terhadap Islam secara internal dan secara eksternal; kemampuan Islam beradaptasi terhadap perubahan baru dalam masyarakat secara teknologi dan lainnya; dan menjadi penyelesai masalah-masalah ekonomi saat ini berdasarkan pemikiran Ekonomi pertanyaan selanjutnya sudahkan Ekonomi Islam saat ini telah memenuhi syarat tersebut? Di Indonesia sendiri ekonomi Islam saat ini tengah berupaya untuk berjaya di masa depan. Sudah banyak berdiri lembaga-lembaga keuangan yang berlabelkan syariah seperti perbankan syariah, asuransi syariah, dan lain-lain. Namun dalam prakteknya saat ini, cita-cita Islam dalam lembaga tersebut kurang nampak, misalnya produk pembiayaan murabahah yang notabennya menggunakan margin lebih banyak digunakan daripada produk mudhorobah yang menjadi ciri khas ekonomi Islam. Hal tersebut karena mayoritas nasabah bank syariah adalah perorangan sehingga aset yang mengalir ke bank syariah juga tidak seberapa jika dibandingkan bank yang mempunyai banyak nasabah korporasi. Namun cita-cita Islam tidak hanya dihitung dari berapa banyak aset bank syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya, tapi kepatuhan norma dan cita-cita Islam dapat dilihat dari bagaiman pihak-pihak yang memutuskan memilih syariah mengimplementasikan pilihannya pada kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam hal memilih bank nya Indonesia telah membentuk lembaga untuk mendukung ekonomi Islam seperti DSN-MUI yang mengatur Dewan Pengawas Syariah DPS yang menjadi pondasi berlakuknya prinsip syariah dalam LPS,LKS, dan LBS. Studi ekonomi Islam juga banyak bermunculan di Indonesia. Saat ini juga banyak universitas baik negri maupun swasta yang memiliki program studi Ekonomi Islam, forum-forum yang membahas ekonomi Islam secara nasional dan internasional juga banyak dilakukan. Namun, ada kritikan dari Sardar 1985 penulis saat ini banyak menggunakan "prespektif Islam" dalam tulisannya, misalnya perbankan dalam prespektif Islam. jika hal tersebut terus berlanjut, maka ekonomi Islam hanya akan menjadi alternatif lain dari ilmu ekonomi. Denagn peluang dan kesempatan diatas masa depan ekonomi Islam berada ditangan generasi saat ini. Penerus ini mempunyai tugas-tugas yang harus diselesaikan agar masa depan ekonomi Islam cerah, seperti peningkatan literasi dan kesadaran masyarakat akan ekonomi Islam, studi-studi ekonomi islam yang sesuai perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Selain itu pejuang-pejuang yang siap memperjuangkan ekonomi Islam sudah harus banyak bertebaran pada sektor-sektor perekonomian, pemerintahan, dan bidang lain. Negara manakah yang akan terlintas dalam pikiran kita saat bicarakan Ekonomi Islam? Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Informasi Dasar Jenis katalog Buku - Circulation Dapat Dipinjam Abstraksi Dunia Islam memasuki musim yang pahit sejak Bush melancarkan kampanye perang melawan terorisme paksa peristiwa 11 September 2001. Dunia Islam seolah-olah identik dengan kejahatan Internasional. Invasi Iraq dan Afganistan pun mendapat dukungan Internasional. Sementara Dunia Islam banyak dicibir dan jadi guncingan diberbagai pelosok negara. Menghadapi sinisme Internasional tersebut Dunia Islam berusaha menemukan teman-teman baru yang diharapkan dapat memahami posisinya. Arab Saudi sebagai negara yang paling banyak dicaci maki oleh pendapat umum di Amerika melakukan serangkaian diplomasi untuk memulihkan citranya yang sempat luntur dimata Barat. Hubungan dengan Cina dan Rusia pun kemudian dijalin dan dalam waktu singkat Arab Saudi kembali menemukan jati dirinya. Ternyata kedua negara tersebut menemukan minyak mentahnya. Demikian pula Iran yang selalu dituduh akan mengembangkan senjata nukllir telah lebih dahulu menjalin hubungan dengan kedua negara tersebut. Dalam berjalannya waktu ternyata banyak negara yang tetap memandang dunia Islam sebagai mitra strategis selaku pemasok minyak mentah dan gas alam. Cina, Rusia, Jepang, dan Amerika sesungguhnya sulit mengabaikan Dunia Islam karena faktor sumber daya alam tersebut. Faktor minyak dan beberapa faktor lain menempatkan Dunia Islam pada posisi yang semakin strategis dalam hubungan Internasional saat ini dan dimasa yang akan datang. Subjek Katalog Judul Dunia Islam dan Masa Depan Hubungan Internasional di Abad 21 Sirkulasi Pengarang Penerbit Kompetensi SN112012 - PENDIDIKAN AGAMA Download / Flippingbook Ulasan Belum ada ulasan yang diberikan anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini Kembali Cara melihat masa depan – Masa depan setiap orang adalah rahasia Allah dan akan selalu menjadi misteri bagi manusia. Tidak ada seorang pun manusia yang dapat mengetahui masa depan dirinya maupun orang lain. Hal ini tampak dalam firman Allah. “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, serta mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” QS. Luqman 34. Cara melihat masa depan sebenarnya dapat di lakukan dengan mudah karena masa depan kita adalah hasil dari apa yang kita lakukan hari ini. Hanya Allah saja yang mengetahui masa depan manusia, meliputi rezeki, jodoh, karier, maut, dan sebegainya. Untuk itu, bagi seorang muslim yang beriman, dirinya tidak akan memprediksi apa yang akan terjadi pada masa depannya. Apalagi melalui ramalan karena hal tersebut akan membuat dirinya terjatuh dalam dosa atau perbuatan musyrik. Dengan meyakini Allah Sang Maha Tahu Masa Depan maka Anda tidak perlu cemas dalam menghadapi masa depan. Karena sesungguhnya masa depan kita adalah apa yang kita lakukan hari ini. Yang bisa Anda lakukan saat ini adalah melihat masa depan dengan melakukan berbagai hal kebaikan. Hal ini bertujuan untuk menyiasati masa depan dengan selalu tawakal kepada Allah dan menyiapkan bekal kebaikan. Lalu, bagaimanakah cara melihat masa depan sesuai ajaran agama Islam? Baca juga 7 Langkah Kunci Kesuksesan Dalam Hidup Berikut ini beberapa cara melihat masa depan menurut Islam yang dapat Anda lakukan. Dengan melakukan berbabagi car di bawah ini, niscaya masa depan Anda akan tergambar jelas dan baik. Semoga bermanfaat. 1. Cara melihat masa depan dengan selalu meningkatkan keimanan “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.” Qs. Ali Imron 139. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” Qs. AlBaqarah 277. 2. Cara melihat masa depan dengan selalu bertaqwa kepada Allah “Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaika, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” Qs. Al-An’am 48 “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat janji-janji Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” Qs. Yunus 62-64. Baca juga Mencari Ketenangan Hati dan Pikiran? Lakukan 6 Hal Ini, dan Temukan! 3. Cara melihat masa depan dengan selalu beristiqomah “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” Qs. Al-Ahqaf 13-14. 4. Cara melihat masa depan dengan selalu mengikuti petujuk Allah Kami berfirman “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.” Qs. AlBaqarah 38. 5. Cara melihat masa depan dengan selalu bersikap ikhlas “Tidak demikian bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” Qs. AlBaqarah 112. Baca juga 10 Ayat Alquran Tentang Ikhlas sebagai Tuntunan Hidup Kapsul Bioenergi 6. Cara melihat masa depan dengan selalu bekerja keras “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakanDan Katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” Qs. At-Taubah 105. Baca juga Kapsul Bioenergi Teknologi Spiritual Solusi Karir & Bisnis Demikian beberapa cara melihat masa depan yang dapat Anda lakukan menurut agama Islam. Dengan melakukan cara di atas, dijamin masa depan Anda akan selalu baik. Untuk itu, Anda tak perlu merasa cemas ataupun takut dalam menghadapi masa depan. Seiring melakukan berbagai hal di atas, Anda pun perlu meningkatkan kualitas diri dengan mengonsumsi Kapsul Bioenergi dari Bioenergi Center yang terbuat dari bahan herbal halal dan berkhasiat. Dengan mengonsumsi kapsul ini, diharapkan Anda dapat membuka aura atau energi positif dari dalam diri Anda sehingga setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan Anda akan selalu positif dan sesuai dengan kehendak Allah. Dengan begitu, hidup Anda akan menjadi lebih tenang dan bahagia. Baca juga Cara Mewujudkan Harapan Keinginan Dengan Mudah

masa depan dunia menurut islam